PUTIH KECIL IMUT YANG MENYEHATKAN “ Allium sativum “

Penulis: Ruth  Melliawati

Bawang  putih sudah dikenal sejak jaman dulu, sebenarnya bawang  putih berasal dari Eropa selatan namun sekarang sudah meluas ke bagian dunia. Bawang putih berupa tanaman rendah,tumbuhan  berumpun, bersiung-siung, umbinya membulat, tiap  siung terbungkus  kulit  tipis, kalau diiris berbau  sangat  tajam  dan khas. Bawang putih termasuk famili atau suku Liliaceae. Kandungan kimianya  terdiri  dari calsium, fosfor,  besi,  protein,  lemak,karbohidrat, serat kasar, selain itu mengandung alliin,  allisin,allyl disulphide, allyl propyldisulphide, inulin, choline,  myrosinase, sinistrin, saponin, asam nikotinik yang bersifat hipotensif,  dially disulfide, vitamin A, B, C dan vitamin  D.


Bawang putih bersifat sebagai antiseptik yang mempunyai kemampuan untuk mencegah infeksi pada kulit. Dan bawang putih juga bersifat antioksidan yang seperti kita ketahui bahwa antioksidan berperan dalam mencegah kerusakan radikal bebas yang penting dalam proses penuaan, penyakit kardiovaskuler(jantung) dan kanker. Juga, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut. Sehingga karena sifat dan kandungannya,  bawang putih banyak dimanfaatkan untuk  berbagai keperluan yang berhubungan dengan masalah kesehatan.

MENGENAL BAWANG PUTIH
Bawang  putih adalah sejenis rempah rempah berupa umbi berwarna putih, baunya khas dan menyengat. Bawang putih tidak asing bagi kita, mudah diperoleh dipasaran dan tetap ada sepanjang tahun. Bawang putih bagi orang cina merupakan bumbu yang tidak pernah ditinggalkan pada setiap masakan. Hal ini bukan sekedar bumbu penyedap tetapi ada unsur kesehatan. Konon bawang putih dapat menyebabkan seseorang menjadi awet muda dan mempunyai tubuh yang sehat dan segar. Secara medis bawang putih banyak kegunaannya karena unsur unsur yang dikandungnya.  

Dari segi manfaat, bawang putih  sudah dikenal sejak jaman nenek moyang. Sebenarnya bawang putih berasal dari Eropa  selatan tetapi  sekarang  sudah  meluas  ke bagian  dunia.  Bawang  putih berupa tanaman rendah, tingginya 30-60 cm berupa tumbuhan  berumpun bersiung-siung, umbinya membulat diameter 2-4 cm ,tiap  siung terbungkus kulit tipis, akarnya akar serabut, bunganya putih  dan umbinya kalau  diiris berbau sangat tajam dan khas. Bawang  putih termasuk  famili atau suku Liliaceae, banyak ditanam diladang  di daerah pegunungan. Bawang putih banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh  kaum  ibu sebagai bumbu atau penyedap  masakan  namun  oleh segolongan masyarakat dimanfaatkan untuk keperluan  lain  bahkan pihak industri  sudah mengeluarkan produk (dari  ekstrak  bawang putih) dalam bentuk kapsul yang digunakan sebagai  obat  penurun cholesterol.

KANDUNGAN  BAWANG PUTIH
Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen  (pemicu kanker).

Pada tahap berikutnya komponen-komponen tersebut dapat mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi (pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Senyawa yang ada pada bawang putih adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Berdasarkan hasil analisa terhadap bawang putih segar, maka kandungan bawang putih terdidi dari (Tabel 1).

Sementara itu pada tangkai/batang bawang  putih  mengandung  alliin, allisin,  allyl disulphide, allyl propyldisulphide,  inulin, choline,  myrosinase sedang pada daunnya mengandung protein 1,2 %, lemak 0,3%  dan sulphide. Kandungan kimia lainnya  adalah  sinistrin, saponin, asam nikotinik yang bersifat hipotensif, dan dially  disulfide  sebagai  anti cacing,. Dari kandungan  yang  ada,  allisin adalah  suatu  senyawa berkhasiat sebagai antibiotika. Berdasarkan kandungannya itu, maka bawang putih banyak dimanfaatkan untuk penyembuhan berbagai macam penyakit.

MANFAAT BAWANG PUTIH
Manfaat bawang putih telah diketahui sejak Zaman dahulu,  diwariskan oleh nenek moyang kita  dan digunakan hingga saat ini. Bagi ibu rumah tangga, bawang  putih merupakan bagian  rutin yang digunakan dalam melakukan  kegiatannya sehari hari  sebagai  penyedap masakan. Konon  di India, ekstrak bawang putih yang dilarutkan dengan sedikit air (digunakan sebagai  obat luar)  dapat mencegah pembentukkan rambut putih dan digunakan  juga sebagai  obat  tetes  telinga yang  berguna sebagai  antiseptik.

Ekstrak batang/tangkai bawang  putih yang ditambah dengan sedikit garam  dapat untuk mengobati luka memar, keseleo  dan  mengurangi sakit  syaraf, sedang ekstrak dari umbinya yang dilarutkan  dengan air  dengan  jumlah  yang sama (untuk  diminum)  dapat  mengobati penyakit  TBC. Demikian juga ekstrak umbi  bawang  putih  dapat digunakan  sebagai obat kompres untuk luka karena sengatan  kala jengking atau lipan, untuk sakit kepala, untuk mengobati kelumpuhan dan rheumatik . Dapat juga untuk pengobatan penyakit  scabies bila  umbinya digoreng dengan minyak kelapa. Di perancis  ekstrak bawang  putih banyak digunakan sebagai obat asma, radang  selaput lendir  di  hidung dan tenggorakan.

Kegunaan  lain,  umbi bawang putih yang digiling kemudian diambil airnya, diberi sedikit  madu dan gula untuk diminum dapat digunakan sebagai obat asma,  batuk, parau, masuk angin serta dapat menekan kangker perut. Bagi  orang yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi dapat juga menggunakan umbi bawang putih dan dimakan sebagai sayur mentah  disamping sebagai  obat cacing pita, mampu menangkal flu dan meredakan insomnia. Juga mampu memerangi penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, diabetes, ketidakseimbangan kolesterol dan kanker.

Dari sekian banyak manfaat bawang putih, para ahli telah menemukan manfaat baru bawang putih yaitu dapat mencegah berat badan dan bahkan menurunkan berat badan. Dilaporkan pula bahwa  khasiat  bawang putih  dapat menghaluskan kulit dan menjaga tubuh agar awet  muda karena bawang  putih mempunyai faktor radiasi  mitogenetik  yang menstimulir tumbuhnya sel-sel muda dan meremajakan fungsi fungsi seluruh  tubuh.  Konon dapat meningkatkan  gairah, potensi  dan vitalitas  bagi  yang  memanfaatkannya. Umbi bawang  putih  yang dimemarkan kemudian dikompreskan pada luka (kangker kulit) dapat mengurang penyebaran kanker.

Bawang putih bersifat sebagai antiseptik yang mempunyai kemampuan untuk mencegah infeksi pada kulit. Dan bawang putih juga bersifat antioksidan yang seperti kita ketahui bahwa antioksidan berperan dalam mencegah kerusakan radikal bebas yang penting dalam proses penuaan, penyakit kardiovaskuler(jantung) dan kanker. Juga, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut. Keampuhan lainnya bawang putih dapat beraksi sebagai antibakteri dan antiviral karena bawang putih mengandung ekstra sulphur yang memberi nilai lebih dalam kesehatan. Bahkan penelitian di Toronto menyatakan bahwa bawang putih mengandung disulfide yang dapat untuk melawan penyakit malaria.

Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Perancis menduga, bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi. Tentunya dengan efek yang lebih lembut. Ia menemukan bahwa bawang putih bermanfaat untuk membantu melepaskan serotonin, yakni bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan serangkaian luas suasana hati dan tingkah laku termasuk kecemasan, murung, rasa sakit, agresi, stress, kurang tidur dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak cenderung berfungsi sebagai obat penenang yang menentramkan, memudahkan tidur, dan meringankan kemurungan. Bawang putih menolong menormalkan sistem serotonin tersebut. Berbagai studi memang menunjukkan kemampuan bawang putih dalam mencegah dan mengobati kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.

CARA MENGKONSUMSI
Tentunya kerja zat-zat aktif bawang putih tergantung pada banyak hal, misalnya tanah di mana bawang putih itu tumbuh (berpengaruh pada kadar zat-zat aktif bawang putih), komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengannya, juga cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri. Kombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis. Cara mengkonsumsi sangat sederhana yaitu hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan sebagai bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur, yang tidak rusak walau dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, otomatis  khasiat antikankernya hilang. Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma. Untuk mendapatkan manfaat yang efektif dari bawang putih yang paling baik dimakan dalam bentuk mentah dan masih segar atau dalam bentuk minyak bawang putih.

PERBANYAKAN  BAWANG PUTIH DAN MASA PANEN
Bawang  putih cocok dibudidayakan di dataran tinggi tetapi  di  dataran menengahpun bawang  putih  dapat berproduksi dengan  baik. Beberapa kultivar bawang putih di antaranya adalah kultivar  Jatibarang, Lumbu putih, Lumbu hijau dan Sanur II. Menurut Rukmana (1995) kultivar tersebut bila ditanam di dataran menengah  menunjukkan tingkat produksi cukup tinggi dibanding kultivar  lainnya.

Perbanyakan bawang putih secara konvensional dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, sementara itu teknik perbanyakan secara kultur jaringan tidak semua orang dapat melakukannya karena diperlukan ketrampilan khusus juga tempat dan alat alat yang steril.. Perbanyakan melalui kultur jaringan sudah diketahui beberapa tahun yang lalu, dan cara ini menguntungkan karena hanya melalui pucuk daun dan mata tunas yang dikulturkan di atas medium padat, dapat memperoleh tanaman bawang putih dalam jumlah yang banyak.

Untuk perbanyakan secara konvensional, bibit yang baik harus diambil dari kultivar unggul yang  dipanen pada umur 100-120 hari. Umumnya bibit bawang  putih untuk  ditanam, dipanen pada umur yang sedikit  lebih tua dibanding bawang putih untuk dikonsumsi. Selain itu bibit harus mengalami  masa simpan selama 7-9 bulan dan mempunyai bobot  1,1-2,0  gram/siung  dan bila bagian ujungnya dipotong  tampak  tunas berwarna hijau. Selanjutnya bibit direndam dalam air bersih atau zat perangsang tumbuh (ZPT) yang mengandung bahan aktif triacontanol. Perendaman bibit dilakukan selama kurang lebih 2 jam  pada konsentrasi 0,10 ml/liter air (Rukmana , 1995).
Untuk  penanaman bawang putih dipersiapkan lahan yaitu tanah gembur yang sebelumnya dicampur dengan pupuk kandang matang sebanyak 10-20 ton/hektar. Dibuat  bedengan-bedengan  selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai  kondisi lahan. Bawang putih ditanam satu per satu pada jarak tanam  10x15 cm,  posisi  tegak dan dua pertiga bagian siung  masuk  ke  dalam tanah . Bersamaan dengan waktu tanam bibit diberikan pupuk  dasar TSP  dan  KCl masing-masing 146 kg dan 200 kg per  hektar.  Untuk menjaga  kestabilan kelembaban tanah, sebaiknya bedengan  ditutup dengan mulsa jerami setebal 3-5 cm. Biasanya  penanaman  dilakukan pada awal musim  kemarau  sehingga pemanenan tidak bertepatan pada musim hujan.
Pemanenan  dapat  dilakukan apabila  terlihat  tanda-tanda daun  sudah menguning sekitar 35-65 %, umbi berhenti tumbuh  dan menonjol diatas permukaan tanah, ujung umbi mulai berwarna kecoklatan  (Kalra, C.L dalam Purnomowati S. dkk. 1992 ). Secara  umum bawang  putih  dapat dipanen pada umur 105-120 hari.  Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabuti seluruh tanaman dari tanah.

Sumber:
Rukmana Rahmat. 1995. Menanam bawang putih di dataran menengah.1995. Trubus 310-    TH XXVI
Purnomowati S., S. Hartinah., R. Sumekar. 1992. Bawang putih,  kegunaan dan prospek pemasaran. PDII, LIPI Jakarta.
Quisumbing Eduardo. 1978. Medicinal plants of the  Philiphines. Manila, Katha publishing. IV. 1262 p.
Suririnah Dr. 2005. Myonlinerecipe.com
http://www.igeg.web.id/gizi   

Komentar