Telur berantibodi, mungkinkah.....!
Penulis: A. Zaenal M.
Kebutuhan akan antibodi baik untuk pengobatan maupun penelitian semakin meningkat. Antibodi yang spesifik terhadap berbagai macam antigen, murah, mudah dan cepat dihasilkan adalah sebuah harapan yang di tunggu-tunggu. Selama ini antibodi dihasilkan dari hewan mamalia seperti kelinci, mencit putih, tikus, babi dan hewan mamalia besar seperti kuda, kambing, domba dan sapi. Produksi antibodi pada binatang tersebut memberikan dampak yg kurang baik, terutama berkaitan dengan kesejahteraan hewan (animal welfare).
Produksi antibodi ayam dapat dipakai sebagai salah satu solusi yang tepat Adanya IgY dalam telur memberikan prospek yang sangat berarti terutama bagi pemberian kekebalan pasif. Pada prinsipnya pengebalan pasif adalah proses transfer kekebalan terhadap beberapa penyakit yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi telur "yang dibuat telah mengandung zat kebal" dan dipreparasi secara khusus. Imunoglobulin Y unggas mengenal lebih banyak epitop (bagian antigen yang dikenal atau beraksi dengan antibodi) protein mamalia dibandingkan dengan imunoglobulin kelinci sehingga cocok untuk percobaan imunologi untuk protein mamalia.
Gambaran umum Immunoglobulin Y (IgY)
Pada ayam terdapat 3 kelas imunoglubulin yang analog dengan imunoglubulin mamalia yaitu Imunoglobulin A (IgA), Imunoglobulin M (IgM) dan IgY (IgG). Imunoglobulin Y (IgY) adalah imunoglobulin (Ig) yang sebagian besar ditemukan pada serum dan telur unggas, selain Ig yang lain seperti Ig A dan Ig M. Struktur IgG dan IgY dapat dilihat pada Gambar 1.
IgY memiliki fungsi yang setara dengan IgG mamalia. Dari sudut pandang evolusi, IgY diduga menjadi cikal bakal IgG dan IgE mamalia. Perbandingan IgG dan IgY disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan IgG dan IgY (Zhang, 2003)
IgY ayam memiliki kelebihan dibanding IgG mamalia dari segi molekul antibodinya, yaitu: aviditas tinggi, reaksi silang dengan IgG mamalia rendah, IgY tidak berikatan dengan faktor rheumatoid, IgY tidak berikatan dengan protein A dan protein G dan IgY tidak mengaktifkan faktor komplemen.
Produksi Antibodi pada Telur
Antibodi pada telur dapat diproduksi dengan cara menyuntik ayam petelur dengan suspensi pada vena axilaris. Kemudian dilakukan pengulangan dua minggu berikutnya masing-masing 3 kali. Antibodi akan ditransfer ke kuning telur sebagai kekebalan yang diperoleh dari induk (kekebalan maternal) untuk anaknya. Antibodi yang telah terbentuk pada serum, akan terbentuk pula pada kuning telur. Antibodi dalam telur tersebut spesifik terhadap antigen yang disuntikan. Alur Produksi IgY dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2: Produksi IgY pada kuning telur (Cova, 2005)
Antibodi dalam telur selanjutnya diisolasi. Isolasi antibodi meliputi pemisahan telur dari kuningnya, kemudian memurnikan antibodi dari lemak dan bahan lain. Beberapa metode telah digunakan yaitu presipitasi PEG (Polyethylene Glycol), Fraksinasi DEAE (dietilaminoetil), ektraksi kloroform, water dilution, presifitasi dengan dekstran sulfat atau dekstran blue dan lain-lain. Antibodi yang telah dimurnikan dapat digunakan pada imunisasi pasif (pemberian antibodi aktif secara oral) dan sebagai reagen uji diagnostik.
Gen-spesifik antibodi
Produksi antibodi dapat dilakukan melalui pendekatan gen-spesifik antibodi menggunakan vektor ekspresi dan mengimunisasi hewan. Immunisasi dengan plasmid DNA yang mengkodekan protein target efektif untuk meningkatkan respon imunitas humoral dan mediated menggunakan binatang sebagai inang (host).
Gen spesifik antibodi juga memberi keuntungan untuk analisis bioinformatik dan immunogenicity dalam menyeleksi fragmen gen domain protein spesifik antigen. Gen spesifik antibodi memperlakukan sebagai antibodi mono spesifik atau pseudo-monoclonal antibodi. Imunisasi DNA untuk memproduksi gen spesifik antibodi telah berhasil diaplikasikan. Muhammed dkk, 1998 telah berhasil menyimpan rekombinan antibodi manusia pada telur menggunakan hewan transgenik. Pendekatan DNA dan protein antigen untuk mendapatkan antibodi gen spesifik IgY diperlihatkan pada Gambar 3
Penggunaan IgY spesifik bukan hanya bermanfaat bagi tindakan pengobatan (profilaksis), tetapi juga dapat dikembangkan untuk tujuan diagnosa kekebalan (imunodiagnostik), seperti pembuatan konjugat untuk tujuan Western Blotting, Enzyme Linked Immmunosorbent assay (ELISA) dan reaksi Imunopresifitasi.
IgY diaplikasikan juga untuk mengskrening Human papilomavirus (HPV) dalam mendeteksi dini kanker cervik, diagnosa kanker gastrik (kanker pada lambung) dan marker untuk deteksi kanker payudara dan ovarium. Dari gambaran di atas memberikan harapan penggunaan teknologi IgY pada kuning telur sebagai terapi imunologi dan diagnosa.
Kebutuhan akan antibodi baik untuk pengobatan maupun penelitian semakin meningkat. Antibodi yang spesifik terhadap berbagai macam antigen, murah, mudah dan cepat dihasilkan adalah sebuah harapan yang di tunggu-tunggu. Selama ini antibodi dihasilkan dari hewan mamalia seperti kelinci, mencit putih, tikus, babi dan hewan mamalia besar seperti kuda, kambing, domba dan sapi. Produksi antibodi pada binatang tersebut memberikan dampak yg kurang baik, terutama berkaitan dengan kesejahteraan hewan (animal welfare).
Produksi antibodi ayam dapat dipakai sebagai salah satu solusi yang tepat Adanya IgY dalam telur memberikan prospek yang sangat berarti terutama bagi pemberian kekebalan pasif. Pada prinsipnya pengebalan pasif adalah proses transfer kekebalan terhadap beberapa penyakit yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi telur "yang dibuat telah mengandung zat kebal" dan dipreparasi secara khusus. Imunoglobulin Y unggas mengenal lebih banyak epitop (bagian antigen yang dikenal atau beraksi dengan antibodi) protein mamalia dibandingkan dengan imunoglobulin kelinci sehingga cocok untuk percobaan imunologi untuk protein mamalia.
Gambaran umum Immunoglobulin Y (IgY)
Pada ayam terdapat 3 kelas imunoglubulin yang analog dengan imunoglubulin mamalia yaitu Imunoglobulin A (IgA), Imunoglobulin M (IgM) dan IgY (IgG). Imunoglobulin Y (IgY) adalah imunoglobulin (Ig) yang sebagian besar ditemukan pada serum dan telur unggas, selain Ig yang lain seperti Ig A dan Ig M. Struktur IgG dan IgY dapat dilihat pada Gambar 1.
IgY memiliki fungsi yang setara dengan IgG mamalia. Dari sudut pandang evolusi, IgY diduga menjadi cikal bakal IgG dan IgE mamalia. Perbandingan IgG dan IgY disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan IgG dan IgY (Zhang, 2003)
IgY ayam memiliki kelebihan dibanding IgG mamalia dari segi molekul antibodinya, yaitu: aviditas tinggi, reaksi silang dengan IgG mamalia rendah, IgY tidak berikatan dengan faktor rheumatoid, IgY tidak berikatan dengan protein A dan protein G dan IgY tidak mengaktifkan faktor komplemen.
Produksi Antibodi pada Telur
Antibodi pada telur dapat diproduksi dengan cara menyuntik ayam petelur dengan suspensi pada vena axilaris. Kemudian dilakukan pengulangan dua minggu berikutnya masing-masing 3 kali. Antibodi akan ditransfer ke kuning telur sebagai kekebalan yang diperoleh dari induk (kekebalan maternal) untuk anaknya. Antibodi yang telah terbentuk pada serum, akan terbentuk pula pada kuning telur. Antibodi dalam telur tersebut spesifik terhadap antigen yang disuntikan. Alur Produksi IgY dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2: Produksi IgY pada kuning telur (Cova, 2005)
Antibodi dalam telur selanjutnya diisolasi. Isolasi antibodi meliputi pemisahan telur dari kuningnya, kemudian memurnikan antibodi dari lemak dan bahan lain. Beberapa metode telah digunakan yaitu presipitasi PEG (Polyethylene Glycol), Fraksinasi DEAE (dietilaminoetil), ektraksi kloroform, water dilution, presifitasi dengan dekstran sulfat atau dekstran blue dan lain-lain. Antibodi yang telah dimurnikan dapat digunakan pada imunisasi pasif (pemberian antibodi aktif secara oral) dan sebagai reagen uji diagnostik.
Gen-spesifik antibodi
Produksi antibodi dapat dilakukan melalui pendekatan gen-spesifik antibodi menggunakan vektor ekspresi dan mengimunisasi hewan. Immunisasi dengan plasmid DNA yang mengkodekan protein target efektif untuk meningkatkan respon imunitas humoral dan mediated menggunakan binatang sebagai inang (host).
Gen spesifik antibodi juga memberi keuntungan untuk analisis bioinformatik dan immunogenicity dalam menyeleksi fragmen gen domain protein spesifik antigen. Gen spesifik antibodi memperlakukan sebagai antibodi mono spesifik atau pseudo-monoclonal antibodi. Imunisasi DNA untuk memproduksi gen spesifik antibodi telah berhasil diaplikasikan. Muhammed dkk, 1998 telah berhasil menyimpan rekombinan antibodi manusia pada telur menggunakan hewan transgenik. Pendekatan DNA dan protein antigen untuk mendapatkan antibodi gen spesifik IgY diperlihatkan pada Gambar 3
Penggunaan IgY spesifik bukan hanya bermanfaat bagi tindakan pengobatan (profilaksis), tetapi juga dapat dikembangkan untuk tujuan diagnosa kekebalan (imunodiagnostik), seperti pembuatan konjugat untuk tujuan Western Blotting, Enzyme Linked Immmunosorbent assay (ELISA) dan reaksi Imunopresifitasi.
IgY diaplikasikan juga untuk mengskrening Human papilomavirus (HPV) dalam mendeteksi dini kanker cervik, diagnosa kanker gastrik (kanker pada lambung) dan marker untuk deteksi kanker payudara dan ovarium. Dari gambaran di atas memberikan harapan penggunaan teknologi IgY pada kuning telur sebagai terapi imunologi dan diagnosa.
Komentar